Friendzone ?

Friendzone ?

Pertemanan ini sungguh menjadi tembok penghalang yang begitu besar untuk rasa yang tak pernah terungkap. Asmara ini semakin hari semakin bergejolak tanpa tahu kondisi ini seperti apa, lantaran hati ingin berbicara kepadanya tetapi mulut ini menolak untuk berbicara. Entah bagaimana aku bisa terjebak di zona pertemanan ini, padahal dulunya aku tak menaruh rasa kepadanya. Aneh tapi beginilah faktanya, tentunya berada di zona ini tak mudah karena aku tak punya hak untuk cemburu kepadanya mengingat aku hanya dianggapnya sebagai teman. Berusaha memberanikan diri lagi untuk mengungkapkan isi hati kepadanya tapi nyatanya diri ini masih belum sanggup, bayang-bayangnya selalu menghantui pikiranku jika diceritakan dia begitu sempurna hingga aku pun kehabisan kata-kata. Arghh, aku masih terheran-heran bisa berada di zona ini, dia mampu membuatku seperti ini padahal dia biasa saja kepadaku sama halnya yang dia lakukan seperti yang lain, hati kecil ini sangat terkoyak dan rapuh begitu mendapatkan perhatian kecilnya. Apakah dia juga mempunyai rasa yang sama? Apakah kita juga saling menunggu? pertanyaan yang begitu aku ingin lontarkan kepadanya agar aku tahu apa dia juga merasakan sama halnya denganku. Namun, nyaliku yang begitu ciut sehingga aku tak berani bertanya kepadanya, sungguh aku tersiksa di zona ini aku ingin keluar dari zona ini tapi apadaya meskipun menyiksaku tapi sungguh candu aku juga menikmati zona ini. Ada kemungkinan yang terjadi jika aku mengungkapkan isi hati kepadanya, aku tidak takut jika ditolak olehnya melainkan jika aku kehilangannya dan dia mulai menjaga jarak dariku pikiran itulah yang membuatku tak berani mengungkapkan isi hatiku kepadanya. Akan tetapi, kondisinya berbeda jika dia juga mempunyai rasa yang sama denganku mungkin dia akan menerimaku. Ah!, mungkin khayalanku saja dia juga mempunyai rasa yang sama denganku. Jika seperti ini nasibnya aku lebih memilih untuk diam agar tak kehilangannya, jika dipikir-pikir aneh juga hubungan pertemanan akan rusak hanya karena salah satu pihak memendam rasa. Dariku untukmu adalah suatu saat jika kau memang benar menjadi takdirku Tuhan akan mendekatkan kita dengan cara apapun. 

Terlau dalam untuk urusan perasaan, sampai kamu lupa bukan kamu yang dia inginkan
Willy Rahma Wijaya
Hai, perkenalkan saya Willy Rahma Wijaya biasa dipanggil Willy. Menulis di blog menjadikan waktu luang saya menjadi bermanfaat serta saya dapat mengekspresikan diri saya dalam kata-kata yang saya tulis di blog
Lebih baru Terlama

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter