Ku Kira Kau Pelipur Laraku

 Ku Kira Kau Pelipur Laraku

Pertemuan kita tanpa disengaja hanya sebentar tapi sangat berkesan. Ya!, aku jatuh cinta kepadamu saat pertama kali kita bertemu tatapan matamu, alis dan bulumata yang lentik nan indah, dan nada bicaramu yang begitu membuatku tertarik padamu. Entah bagaimana ini terjadi? kejadian ini berlalu begitu cepat.
Di saat aku masih belum lupa akan masa lalu aku bertemu denganmu, mungkin ini cara Sang Penguasa mengirimkan dirimu kepadaku untuk membantuku lupa akan hubungan masa lalu ku. Saat berkenalan dengannya begitu cepatnya aku meminta dia untuk saling bertukar nomor telepon dan tidak sia-sia usahaku dia mengiyakan ajakan tersebut, setelah aku mendapatkan nomornya aku memberanikan diri untuk mengirim pesan kepadanya, sialnya ekspetasiku begitu tinggi terhadapnya ternyata dia tak segera merespon pesanku akupun juga tidak tahu apakah dia hanya begitu terhadapku atau dengan yang lain juga. Apakah aku akan mundur? tentu saja tidak. Aku berusaha agar dia meresponku dengan cepat dengan berbagai cara entah dari apa yang dia sukai dan tidak, kebetulan sekali temannya dia juga merupakan temanku. Aku berusaha mencari informasi tersebut melaluinya, benar saja aku mendapatkan apa yang dia sukai maupun yang tidak disukai dari hal tersebut dia sedikit berubah merespon pesanku yang awalnya lambat merespon sekarang menjadi sangat begitu cepat merespon pesanku, entah sudah berapa bulan aku sudah saling mengirim pesan dengan dia bahkan topik yang dibahas sudah menjadi saling berdiskusi dan bertukar cerita tentang keseharian yang kita jalani, sejak awal pertama bertemu dengan dia aku sudah menaruh rasa suka apalagi dengan perubahan sikapnya kepadaku semakin bergejolak rasa ini. Namun, faktanya harapanku begitu tinggi padanya dia menganggapku hanya sebagai "teman", terlebih aku juga tidak masuk dalam kriteria yang dia cari. Rasa yang seharusnya aku ungkapkan kini harus aku pendam dalam-dalam agar dia tidak terusik oleh keberadaanku dan aku tidak kehilangan dia. mungkin orang yang mendapatkanmu akan sangat beruntung memiliki kekasih sepertimu.  Ya!, aku punya harapan untuk bersamanya, tapi dunia punya kenyataan. mungkin takdirku hanya bertemu dengan dia, bukan memilikinya. Kini, aku merasakan luka untuk kedua kalinya, kali ini luka yang kubuat berasal dari harapan yang begitu tinggi terhadap seseorang.


Tidak semua luka tercipta dari seseorang, tetapi ada juga yang tercipta oleh ekspetasi sendiri yang terlalu tinggi untuk menggenggam sesuatu
Willy Rahma Wijaya
Hai, perkenalkan saya Willy Rahma Wijaya biasa dipanggil Willy. Menulis di blog menjadikan waktu luang saya menjadi bermanfaat serta saya dapat mengekspresikan diri saya dalam kata-kata yang saya tulis di blog

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter